Greeting
from Melbourne! Sekarang saya sedang ada di Melbourne dan pengen sharing gimana
ceritanya saya bisa sampai di sini. Selain karena “the power of mind setting”,
saya bisa sampai disini karena “tangan-tangan tidak terlihat”.
.
Sebenernya
saya juga ga tau kenapa memilih Melbourne sebagai kota yang dituju, walaupun
yang tinggal di sini kebanyakan bilang kota ini hidupnya cuma sampe jam 5 sore.
Dan ternyata emang bener! Tadi sore saya baru aja ke Melbourne Central dan
sekitar jam 5an mereka sudah siap-siap mau tutup toko.
.
Jadi
begini ceritanya, di kampus saya memang mengharuskan setiap muridnya untuk
melakukan internship atau magang. Seperti kebanyakan orang, beberapa bulan
kemaren saya mencoba apply ke beberapa perusahaan yang ada di Melbourne.
Seperti jalanan yang tidak selalu mulus, begitu juga nasib aplikasi lamaran
pekerjaan saya. Ada yang nolak lah, ada yang ga bales lah, dll.
.
Sampai
akhirnya ada satu perusahaan yang membalas email saya. Awalnya mereka minta
sample kerjaan yang pernah saya buat. Pertamanya agak ga pede gitu buat ngasih,
tapi setelah dapet dorongan yang gede banget dari orang-orang terdekat, saya
pun memberanikan diri untuk ngasih ke mereka, dan ternyata mereka suka!
Senengnya ga kebeli lho, dan dari situ saya belajar banyak dari orang bule yang
menghargai hasil karya orang.
.
Setelah
saya kirim hasil kerjaan, mereka jadi ngegantung ga jelas gitu. Saya sempet
cerita ke kakak, dan dia bilang, “keep positive thinking aja. Berusaha dan
berdoa maksimal, hasil akhirnya nanti biar Allah yang atur.” Saya pun juga
sudah mengilhami dalam-dalam kata-kata ini. Saya percaya bahwa semua memang
sudah ada yang mengatur, yang penting kita berusaha dan berdoa maksimal.
.
Kalo
kata Muhammad Assad di blog Notes From Qatar waktu dia ingin mengejar
cita-cita, “Kalo emang dibolehin kesana, pasti Allah akan mempermudah segala
sesuatunya. Kalo ga dibolehin, coba berdoa lagi ke Allah minta dipikirin lagi
karena saya pengen banget kesana.” Agak konyol sih, tapi ya bener juga.
.
Di
masa-masa menunggu, saya coba memastikan lagi dengan nanya ke mereka, “Could
you be specifically explain me what to do next? So I can meet your expectation.
Thank you and look forward to receiving your reply.” Langsung saya pencet SENT!
.
Ditunggu-tunggu
mereka balesnya agak lama juga hampir sekitar seminggu. Gila seminggu itu gw
deg-degan mampus. Tiap kali buka email takut. Galau. Ah masa-masa itu..
.
Ga
disangka, waktu dia bales, dia nanya-nanya detail gitu saya mau tinggal dimana
nanti di Melbourne, bisa kerjanya mulai bulan apa, dst. Yak, makin digantung
aja saya, soalnya dia ngasih statement yang bilang, “Yes we accept you to work
in our company.” Dapet balesan gitu saya jadi rancu, takut disangka kepedean.
.
Saya
pun lalu memberanikan diri untuk bertanya, “I just would like to confirm, are
you accepting me to work as intern?” dan mereka menjawab, “Yes we are accepting
you to do internship here.” Kira-kira seperti ini jawaban mereka.
.
25 March 2011
Dear Jessica,
Liqouid would be pleased to offer you an internship at our design
studio in Melbourne during the month of May and June.
Yours sincerely,
Sue Palmer
Director
.
Wowww!!
Ga nyangka!! Saya inget banget terima email itu pas lagi di kelas, dan saya pun
senyum-senyum sendiri ga jelas hahaha.. Abis itu ada lagi yang bikin saya
pusing yaitu soal visa dan segala tetekbengeknya itu. Walaupun rencananya
internship 2 bulan, tapi ternyata embassy cuma ngasih sebulan. Yaudah lah gpp
juga, yang penting pengalamannya.
.
Inilah
ruang kerja saya selama internship di Melbourne.
.
Kalau saya ingat-ingat lagi, banyak cara
yang saya lakukan buat sampe ke Melbourne. Believe it or not, ini bukan
cara-cara yang ribet tapi sangat simple, yaitu mind setting. Menurut
saya ini keren banget, karena setelah ngeliat hasilnya saya bener-bener
kaget dan ga percaya! I call this, “The power of mind setting”.
.
Pertama-tama dengan menempel notes kecil
di depan meja belajar dengan tulisan “Internship in Australia”. Hal ini
untuk memotivasi karena lebih mudah untuk divisiualisasikan. Kedua, sama
seperti yang Kak Assad selalu bilang, SEDEKAH. Iseng-iseng saya coba
praktekkin.
.
Jadi waktu menunggu jawaban dari
perusahaan tempat magang itu, saya pergi ke supermarket, dan ngeliat ada
orang jualan tissue gitu di pinggir jalan. Di dompet saya waktu itu
cuma ada sekitar S$25 karena ya emang ga rencana mau belanja banyak.
Akhirnya saya pake duit untuk belanja S$10 aja dan sisanya saya
sedekahin untuk orang yang jualan tissue tadi itu, yang buka lapak di
deket MRT (Mass Rapid Transportation).
.
Harga tissuenya sih cuma S$1, tapi saya
kasih dia S$15. Sebenernya sih ga seberapa ya cuma S$15 dolar. Cuma
karena waktu itu kondisinya duit saya emang tinggal segitunya dan saya
bener-bener tulus ngasihnya. Ditambah lagi orang itu sangat terlihat
bahagia waktu dapet duit itu. Dia bilang, “Thank you so much, God bless
you.” Ahhh.. I suddenly feel so blessed!
.
Setelah ngeliat hasilnya yang sangat luar
biasa, saya jadi teringat kata-kata nyokap dan Kak Assad yang selalu
nanemin setiap orang untuk bersedekah. Nyokap pernah bilang, “Itulah
alasan kenapa orang harus terus berbuat baik. Dengan berbuat baik, maka
akan semakin banyak tangan-tangan tidak terlihat yang menolong kita
kapanpun dan dimanapun, atau ada aja rezeki yang datang ke kita.”
.
Mungkin bisa dibilang seperti hukum tabur
tuai. Contoh misalkan kita nanam jambu, ya pasti tumbuhnya juga jambu
kan? Ga mungkin tumbuhnya jadi apel atau manga. Sama saja saat kita
menanam kebaikan atau kejahatan, hasilnya akan sama persis dengan apa
yang kita tanam. Jadi jangan merasa pernah rugi saat menolong orang lain
atau berbuat kebaikan, karena yang akan memetik hasilnya itu kita
sendiri.
.
Tenang aja, semua kebaikan kita sudah
pasti akan dicatat dan pasti akan dibayar lunas sama Tuhan, dan mungkin
saja plus bonus. Akhirnya saya merasa sangat bersyukur bisa mendapat
kesempatan magang di Melbourne. Pengalaman dan gaji yang saya terima
jauh banget kalo dibandingkan dengan sedekah saya yang ‘cuma’ S$15.
Balasan dari sedekah memang sangat luar biasa!
.
Ini beberapa foto sebelum balik ke
Indonesia. Foto pertama di tempat duduk besar bernama The Giant’s Chair.
Gede banget emang kursinya.
.
Foto kedua waktu bareng 2 bos saya,
mereka ngajak ke salah satu tempat terkenal gitu di Melbourne bernama
Great Ocean Road. Kok malah kaya foto Ayah, Ibu dan anak ya? Hehehe…
.
Lastly thanks for sharing many stories
about sedekah, Kak. Even though I am not a muslim, but I prove it so
many times about the power of sedekah and it works!
Sumber : disini
Dukungan dan Partisipasi Pembangunan Mushola Da'watul Islamiah
Dukungan dan Partisipasi Pembangunan Mushola Da'watul Islamiah
bisa dikirim melalui Bank Syariah Mandiri No. Rek. 7033118591 an. Iin Saein Bdn Mushola DI atau hubungi No Hp Ketua Panitia 0818-656-326 Bapak Iin Saein / Admin blog ini Gun Gun 0821-2483-5688.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar