Selasa, 22 Mei 2012

Tangan-tangan Tidak Terlihat

Greeting from Melbourne! Sekarang saya sedang ada di Melbourne dan pengen sharing gimana ceritanya saya bisa sampai di sini. Selain karena “the power of mind setting”, saya bisa sampai disini karena “tangan-tangan tidak terlihat”.
.
Sebenernya saya juga ga tau kenapa memilih Melbourne sebagai kota yang dituju, walaupun yang tinggal di sini kebanyakan bilang kota ini hidupnya cuma sampe jam 5 sore. Dan ternyata emang bener! Tadi sore saya baru aja ke Melbourne Central dan sekitar jam 5an mereka sudah siap-siap mau tutup toko.
.
Jadi begini ceritanya, di kampus saya memang mengharuskan setiap muridnya untuk melakukan internship atau magang. Seperti kebanyakan orang, beberapa bulan kemaren saya mencoba apply ke beberapa perusahaan yang ada di Melbourne. Seperti jalanan yang tidak selalu mulus, begitu juga nasib aplikasi lamaran pekerjaan saya. Ada yang nolak lah, ada yang ga bales lah, dll.
.
Sampai akhirnya ada satu perusahaan yang membalas email saya. Awalnya mereka minta sample kerjaan yang pernah saya buat. Pertamanya agak ga pede gitu buat ngasih, tapi setelah dapet dorongan yang gede banget dari orang-orang terdekat, saya pun memberanikan diri untuk ngasih ke mereka, dan ternyata mereka suka! Senengnya ga kebeli lho, dan dari situ saya belajar banyak dari orang bule yang menghargai hasil karya orang.
.
Setelah saya kirim hasil kerjaan, mereka jadi ngegantung ga jelas gitu. Saya sempet cerita ke kakak, dan dia bilang, “keep positive thinking aja. Berusaha dan berdoa maksimal, hasil akhirnya nanti biar Allah yang atur.” Saya pun juga sudah mengilhami dalam-dalam kata-kata ini. Saya percaya bahwa semua memang sudah ada yang mengatur, yang penting kita berusaha dan berdoa maksimal.
.
Kalo kata Muhammad Assad di blog Notes From Qatar waktu dia ingin mengejar cita-cita, “Kalo emang dibolehin kesana, pasti Allah akan mempermudah segala sesuatunya. Kalo ga dibolehin, coba berdoa lagi ke Allah minta dipikirin lagi karena saya pengen banget kesana.” Agak konyol sih, tapi ya bener juga.
.
Di masa-masa menunggu, saya coba memastikan lagi dengan nanya ke mereka, “Could you be specifically explain me what to do next? So I can meet your expectation. Thank you and look forward to receiving your reply.” Langsung saya pencet SENT!
.
Ditunggu-tunggu mereka balesnya agak lama juga hampir sekitar seminggu. Gila seminggu itu gw deg-degan mampus. Tiap kali buka email takut. Galau. Ah masa-masa itu..
.
Ga disangka, waktu dia bales, dia nanya-nanya detail gitu saya mau tinggal dimana nanti di Melbourne, bisa kerjanya mulai bulan apa, dst. Yak, makin digantung aja saya, soalnya dia ngasih statement yang bilang, “Yes we accept you to work in our company.” Dapet balesan gitu saya jadi rancu, takut disangka kepedean.
.
Saya pun lalu memberanikan diri untuk bertanya, “I just would like to confirm, are you accepting me to work as intern?” dan mereka menjawab, “Yes we are accepting you to do internship here.” Kira-kira seperti ini jawaban mereka.
.
25 March 2011
Dear Jessica,
Liqouid would be pleased to offer you an internship at our design studio in Melbourne during the month of May and June.
Yours sincerely,
Sue Palmer
Director
.
Wowww!! Ga nyangka!! Saya inget banget terima email itu pas lagi di kelas, dan saya pun senyum-senyum sendiri ga jelas hahaha.. Abis itu ada lagi yang bikin saya pusing yaitu soal visa dan segala tetekbengeknya itu. Walaupun rencananya internship 2 bulan, tapi ternyata embassy cuma ngasih sebulan. Yaudah lah gpp juga, yang penting pengalamannya.
.
Inilah ruang kerja saya selama internship di Melbourne.
.

Kalau saya ingat-ingat lagi, banyak cara yang saya lakukan buat sampe ke Melbourne. Believe it or not, ini bukan cara-cara yang ribet tapi sangat simple, yaitu mind setting. Menurut saya ini keren banget, karena setelah ngeliat hasilnya saya bener-bener kaget dan ga percaya! I call this, “The power of mind setting”.
.
Pertama-tama dengan menempel notes kecil di depan meja belajar dengan tulisan “Internship in Australia”. Hal ini untuk memotivasi karena lebih mudah untuk divisiualisasikan. Kedua, sama seperti yang Kak Assad selalu bilang, SEDEKAH. Iseng-iseng saya coba praktekkin.
.
Jadi waktu menunggu jawaban dari perusahaan tempat magang itu, saya pergi ke supermarket, dan ngeliat ada orang jualan tissue gitu di pinggir jalan. Di dompet saya waktu itu cuma ada sekitar S$25 karena ya emang ga rencana mau belanja banyak. Akhirnya saya pake duit untuk belanja S$10 aja dan sisanya saya sedekahin untuk orang yang jualan tissue tadi itu, yang buka lapak di deket MRT (Mass Rapid Transportation).
.
Harga tissuenya sih cuma S$1, tapi saya kasih dia S$15. Sebenernya sih ga seberapa ya cuma S$15 dolar. Cuma karena waktu itu kondisinya duit saya emang tinggal segitunya dan saya bener-bener tulus ngasihnya. Ditambah lagi orang itu sangat terlihat bahagia waktu dapet duit itu. Dia bilang, “Thank you so much, God bless you.” Ahhh.. I suddenly feel so blessed!
.
Setelah ngeliat hasilnya yang sangat luar biasa, saya jadi teringat kata-kata nyokap dan Kak Assad yang selalu nanemin setiap orang untuk bersedekah. Nyokap pernah bilang, “Itulah alasan kenapa orang harus terus berbuat baik. Dengan berbuat baik, maka akan semakin banyak tangan-tangan tidak terlihat yang menolong kita kapanpun dan dimanapun, atau ada aja rezeki yang datang ke kita.”
.
Mungkin bisa dibilang seperti hukum tabur tuai. Contoh misalkan kita nanam jambu, ya pasti tumbuhnya juga jambu kan? Ga mungkin tumbuhnya jadi apel atau manga. Sama saja saat kita menanam kebaikan atau kejahatan, hasilnya akan sama persis dengan apa yang kita tanam. Jadi jangan merasa pernah rugi saat menolong orang lain atau berbuat kebaikan, karena yang akan memetik hasilnya itu kita sendiri.
.
Tenang aja, semua kebaikan kita sudah pasti akan dicatat dan pasti akan dibayar lunas sama Tuhan, dan mungkin saja plus bonus. Akhirnya saya merasa sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan magang di Melbourne. Pengalaman dan gaji yang saya terima jauh banget kalo dibandingkan dengan sedekah saya yang ‘cuma’ S$15. Balasan dari sedekah memang sangat luar biasa!
.
Ini beberapa foto sebelum balik ke Indonesia. Foto pertama di tempat duduk besar bernama The Giant’s Chair. Gede banget emang kursinya.
.
Foto kedua waktu bareng 2 bos saya, mereka ngajak ke salah satu tempat terkenal gitu di Melbourne bernama Great Ocean Road. Kok malah kaya foto Ayah, Ibu dan anak ya? Hehehe…
.
Lastly thanks for sharing many stories about sedekah, Kak. Even though I am not a muslim, but I prove it so many times about the power of sedekah and it works! :) 

Sumber : disini 

Dukungan dan Partisipasi Pembangunan Mushola Da'watul Islamiah

bisa dikirim melalui Bank Syariah Mandiri No. Rek. 7033118591 an. Iin Saein Bdn Mushola DI atau hubungi No Hp Ketua Panitia 0818-656-326 Bapak Iin Saein / Admin blog ini Gun Gun 0821-2483-5688.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar