Senin, 02 April 2012

Lolos dari Lubang Jarum

"Ibu, bagaimana doa mau terkabul jika Ibu makan uang haram ?"
"Uang haram bagaimana, Ustadz ?"
"Walaupun Ibu sholat dan puasa, tapi Ibu makan uang hasil ngebohongin orang, itu uang haram namanya."


Terperangah Ny. Netty Haerani Bangun (37), atas teguran Ustadz Hendy saat kali pertama mereka bertemu di Ponpes Daarul Qur'an, Tanggerang, awal Maret 2008. Namun wanita yang berprofesi sebagai notaris PPAT ini mengakui, selama tiga tahun terakhir ia telah banyak menelantarkan amanah yang diberikan para kliennya. Hingga akhirnya, uang para klien menumpuk jadi hutang pribadinya senilai lima ratus juta rupiah ! Tak hanya itu. Sebagian klien "ngamuk", mengancam akan menyita seluruh aset yang dimiliki Ny. Netty, bahkan sampai akan melaporkan ke polisi.






Semua itu dipicu ketidakharmonisan hubungan Ny. Netty dengan sang suami. Hingga akhirnya, perceraian tak terhindarkan, meskipun anak-anak mereka masih kecil. Ny. Netty pun stress, dan ini berdampak sangat buruk bagi wanita asal Medan, Sumatera Utara. Baik terhadap kesehatan  maupun kinerjanya sebagai notaris. 


"Biasanya saya kerja kaya roket. Tapi akibat perceraian itu, saya ibarat mobil kehabisan bensin ; lambat, dan akhirnya mogok, " Ny. Netty melukiskan perjalanan hidupnyayang tengah down hingga ke titik nadir.


Untuk menutupi utang, terpaksa Ny. Netty menjual rumah dan mobil miliknya. Tapi itu pun hanya cukup untuk membayar seperempat kewajibannya.


Takut, bingung, dan seribu satu perasaan tak enak, berkecamuk di dada ibu dua anak ini. Kadang sampai linglung dibuatnya.


Di tengah situasi genting yang dihadapiny, Ny. Netty "curhat" kepada Ustadz Yusuf Mansur yang dikenalnya secara mengesankan pada 2007. Waktu itu, kebetulan  sedang memberikan tausiyah di mesjid kompleks Tatakapuri Curug sekaligus menggalang dana untuk pembangunannya. Maklum, mesjid itu baru setengah jadi.


Tapi, saat itu uang yang terhimpun dari jamaah malah diminta Ustadz Yusuf untuk disumbangkan ke mesjid-mesjid di sekitar kompleks yang mebutuhkan.
Subhanallah, alhamdulillah, tak berapa lama kemudian pembangunan mesjid komplek berjalan lancar dan sekarang sudah berdiri sempurna.


Usai mendengar lelakon hidup Ny. Netty,  Ustadz Yusuf Mansur  lantas memintanya untuk bertemu Ustdaz Hendy di PPPA Daarul Qur'an, Tanggerang.


Setelah dinasehati Ustadz Hendy, Ny. Netty bertaubat. Selain ibadah wajib, ia pun mulai mendawamkan amalan-amalan sunnat seperti sholat tahajud dan dhuha, serta memperbanyak sedekah. "Justru sedekah yang paling diijabah Allah Swt. adalah sedekah di saat kita sedang 'kepepet' dan dengan harta yang paling dicintai, " demikian petuah Sang Ustadz.


Tanpa pikir panjang, Netty menyedekahkan harta terakhir miliknya, yaitu isi rumah dan kantornya. Lalu ia handup pada klien, seraya memberi komitmen untuk berusaha menunaikan kewajiban yang tersisa.


"Subhanallah, hanya dalam hitungan hari, semua klien yang tadinya ngamuk sama saya menjadi lunak. Bahkan yang mengancam akan melaporkan ke polisi, berbalik menjadi maklum. Pokoknya, jadi baiiik sekali, " ucapnya takjub.


Tak hanya itu, job bernilai kakap pun berdatangan, hingga akhirnya Sang Notaris dapat melunasi semua hutangnya.


Sejak saat itu, Netty selalu menyedekahkan sepertiga dari setiap pendapatan yang diterimanya. Pokoknya, tiada hari tanpa sedekah.


Netty juga merasakan, sedekah menenangkan hati keluarganya. Kedua anaknya, Alfitria Nefi Pratiwi (7,5) dan Alfira Legalia Dwitami (6,5) tumbuh sehat. "Alhamdulillah , anak-anak saya tinggal bersama neneknya dengan didikan yang baik, karena beliau juga punya sekolahan sendiri," tutur Netty.


Saat ini, Netty Haerani Bangun SH sedang menangani dua job miliaran rupiah. "Mohon doanya ya, insya Allah job ini akan saya jadikan sumber sedekah say, mudah-mudahan berkah ya," katanya dengan riang.


Diapun optimis, Allah Swt akan memberinya pendamping hidup yang  baik dan bermaslahat bagi ummat. 


Sumber : buku Senjata Kaum Beriman hal 102 - 105

Tidak ada komentar:

Posting Komentar