Senin, 05 Maret 2012

Mustahik Jadi Miliarder



Saya punya cerita nyata bener-bener nyata tentang seorang yang miskin dan sekarang dah jadi miliarder. Wah gimana ceritanya tuh ?

Semua orang pasti ingin sukses, ingin makmur, ingin punya rizki yang banyak, ingin bisa hidup sejahtera, ingin beli rumah, ingin bisa nyekolahin anak ke sekolah yang bagus dan lain sebagainya. Hal ini menjadi hak siapa saja, bukan hanya orang kaya tapi juga mustahik sekalipun.

Suatu hari, datang seseorang ke sebuah lembaga zakat, sebut saja namanya Andrian. Dia adalah seorang ibnu sabil. Dalam surat At-Taubah 60 dijelaskan bahwa seseorang yang dalam perjalanan dan kehabisan bekal merupakan mustahik yang berhak atas dana zakat. Andrian perantau asal Jawa Timur, berbekal ijasah Sarjana Ekonomi (SE), dan istrinya seorang dokter hewan, pada tahun 2008 pasangan muda ini menuju Jakarta untuk mengadu nasib.

Harapan dan doa dipanjatkan agar Allah senantiasa memberikan jalan terbaik untuk mencari rizki. Sesampainya di Jakarta, ternyata justru musibah menimpanya.

Tas dan seluruh isinya termasuk dompet dan HP satu-satunya pun, raib diambil orang tak dikenal pada saat ia dan istrinya terlelap tidur di atas kereta. Tidak ada yang tersisa, semuanya hilang, bahkan bajunya pun tinggal yang menempel di badannya saja. Ijasah suami istri itu pun ikut raib. Dalam kebingungan yang luar bisa, Andrian teringat dengan kata “zakat”.
Maka, dia mencari informasi tentang lembaga zakat di Jakarta dan kemudian mendatanginya berharap untuk mendapatkan bantuan.

Ikhtiarnya menuju sebuah lembaga zakat ditempuh dengan berjalan kaki, dan selama perjalanan Adrian berargumentasi dengan hati dan pikirannya.

“Saya ke Jakarta harusnya bisa jadi muzzaki (pembayar zakat), tapi hari ini justru jadi mustahik (penerima zakat)”, bisaknya dalam hati.

Maka ikhtiarnya tidak sia-sia, sebuah lembaga amil zakat membantunya, Walaupun tidak besar dana yang diterima, namun uang itu sebagai modal awal untuk bergerak di Jakarta.

Andrian tidak patah arang. Justru lebih mendidih semangatnya untuk mewujudkan impian. Andrian kemudian bekerja sebagai sopir, istrinya menjadi babby siter, beberapa bulan kemudian menjadi sales. Ada nilai semangat dari setiap makanan yang ia nikmati dari zakat.

Andrian berucap, “Satu suap makanan yang masuk kedalam mulut ini, harus menjadi sepuluh suap buat orang lain”. Masya Allah.

Bisikan hati itu, seakan menembus langit. Apa yang dibatin Andrian mewujud. Hari ini, ia telah menjadi Presiden Direktur perusahaan konsultan property miliknya sendiri dengan asset milyaran rupiah.

Nilai spiritual dalam berbagi itulah, ternyata yang menjadi kunci sukses Adrian. Semangat mengantarnya menjadi milyader dalam kurun 3 tahun. Saya meyakini, bukan hanya karena pintar, kerja keras dan optimis saja akan tetapi ada kekuatan lain, yaitu dengan melibatkan Allah Swt melalui berbagi.

Kebanyakan orang yang kesulitan cenderung “menikmati” menjadi peminta-minta, maka banyak lembaga zakat yang melayani mustahik dari bulan ke bulan, yang datang mereka lagi mereka lagi. Bukannya nggak boleh , memang itu hak mereka, akan tetapi semangat maju dan sukses harus tumbuh dari diri sendiri.

Bukankah dalam Al-Qur’an Surat 13:11 Allah berfirman : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa pada diri mereka”.

Dalam kesuksesan Andrian hari ini, ia makin meyakini bahwa “Kitalah yang Butuh Zakat, bukan mereka”. Semakin orang berzakat dan bersedekah, maka Allah hadirkan kesuburan rizki dan pelipatgandaan yang banyak serta keberkahan. Subhanallah.

Semoga ini menjadi inspirasi buat kita semua, juga buat para mustahik, bahwa keberhasilan bukan dominasi orang kaya, namun keberhasilan adalah milik kita semua. Insya Allah. Wallahu’alam.

Oleh : Ust. M. Anwar Sani

Sumber : majalah DAQU Edisi : 001 – Tahun V – Januari 2012/Shafar 1433 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar